Advertisement
Hal berseberangan tersebut diungkapkan oleh Media Officer Arema Cronus Indonesia, Sudarmaji.
"Menurut kami, pembekuan PSSI terlalu berlebihan. Maksudnya, PSSI sudah sangat terbuka untuk dievaluasi. Artinya, evaluasi harus dilakukan secara proporsional, sehingga misalnya orientasinya terhadap kinerja, maka harus diidentifikasi apakah persoalan internal PSSI, apakah pembinaan usia dini, apakah insfrastrukturnya, "ujar Sudarmaji dengan lepas.
"Saya pikir hal yang paling bagus dari hal ini adalah semua stakeholder, termasuk pemerintah dan PSSI, harus menempatkan diri di posisinya dengan benar. Kita jangan sampai mendorong pemerintah untuk melakukan intervensi, karena dilarang dalam statuta FIFA. "
"Di sisi lain, PSSI masih membutuhkan uluran tangan pemerintah. Karena itu pemerintah juga harus instrospeksi, selama ini telah memberikan apa di sepakbola kita. Jadi, petisi untuk membekukan PSSI berlebihan dan tidak proporsional. "
"Indonesia sudah punya aset, aset Indonesia adalah kompetisi yang sudah berjalan dengan baik. Kompetisi Indonesia juga sudah diakui FIFA dan AFC. Jadi kalau kompetisi itu buruk, yang dilakukan adalah memperbaiki yang kurang, apa saja yang kurang, harus dievaluasi oleh PSSI, "jelasnya lagi.
Tak cukup sampai disitu, pemerintah seharusnya bisa membantu PSSI tanpa harus melakukan intervensi. "Banyak hal yang bisa dilakukan pemerintah untuk membantu sepakbola Indonesia membaik," ujar Sudarmaji.
"Misalnya, membantu pembuatan dan penataan infrastruktur, penataan kurikulum sepakbola, misalnya dimasukkan ke lembaga pendidikan. Atlet berprestasi juga perlu mendapatkan apresiasi dari pemerintah. Jadi, saya pikir fokus ke tiga hal itu dulu apakah sudah dilaksanakan, "pungkasnya.
sumber : gilabola.com
0 Response to "Pembekuan PSSI Dinilai Berlebihan"
Post a Comment